Rabu, 03 Februari 2016

Implementasi Kalkulus Dalam Bidang Kedokteran


Semakin banyaknya orang yang mendambakan kepraktisan mengakibatkan trend penyakit bergerser ke arah tumor dan kanker. Untuk kanker sendiri, penyebab utamanya adalah zat karsinogenik yang biasanya terbentuk oleh makanan yang bersentuhan dengan api secara langsung, banyak dijumpai pada makanan yang dibakar. Ayam bakar dan kawan-kawan memang lezat, namun kita tetap harus menjaga diri dari penyakit kanker. Berkembangnya teknologi kedokteran menjadikan pengobatan kanker yang tadinya menggunakan kemoterapi (yang sakitnya minta ampun), beralih ke pengobatan dengan high energy inonizing radiation yang relatif lebih cepat, lebih efektif dan lebih nyaman (meskipun lebih mahal)salah satunya sinar-X, karena tidak mungkin tubuh manusia di bongkar pasang.
Lantas, dimana matematika berperan? Matematika berperan dalam menghitung volume kanker. dan koordinat-koordinatnya dengan penerapan kalkulus (bisa integral cakram, cincin, lipat 2, bahakan lipat 3), karena umumnya sel kanker tidak mungkin bebentuk prisma, tabung, kerucut atau limas yang mudah sekali dihitung volumenya. Pasca itu dokter spesialis onkologi radiasi akan menghitung persamaan intensitas laser yang digunakan (salah hitung bisa bahaya, misal kasus pada kanker (maaf) payudara, kalau salah beberapa mm saja, atau intensitasnya kelebihan sedikit ada peluang kena jantung tuh laser, kalau intensitas kurang, sel kanker mungkin bisa jadi kebal). Memang tidak semua dokter spesialis onkologi radiasi dibantu oleh ahli dosimetri, yang matematikanya jago banget,
Buat adik-adik yang masih SMP atau SMA dan ingin jadi dokter spesialis onkologi jaringan belajar yang rajin, kalau masih SMP jangan sampai lepas ilmu tentang koordinat kartesius, fungsi kuadrat, sel dan jaringan, kalau SMA IPA, semua materi turunan dan integral jangan sampai hilang, pastinya ilmu biologi dan kimia hal wajib paham seorang calon dokter, terutama yang berhubungan dengan manusia.

Mata kuliah kalkulus atau matematika dasar banyak dikeluhkan oleh para mahasiswa. Sayangnya hanya beberapa dosen yang kalkulus yang bersedia menjelasakan penerapan kalkulus dengan detail. Berdasarkan survey (masih hipotesis, mungkin ada yang mau meneruskan), mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini tidak mengerti apa kegunaan mengambil mata kuliah ini, dan jika ditanya mengapa menjawab mengambil mata kuliah ini  jawabanya: “Ini kan mata kuliah wajib!”.
Inspirasi saya menulis dikarenakan pertanyaan teman yang mengajar les seorang siswa yang sedang persiapan SNMPTN dan berencana memilih program studi “Pendidikan Dokter”, dan dia bertanya “Ngapain seorang calon dokter belajar matematika, kalkulus lagi!”.
Akhirnya saya datang untuk menggantikan kawan saya tersebut satu pertemuan, dan menjelaskan apa yang saya tahu tentang penerapan kalkulus di dunia kedokteran. Berhubung saya tidak tahu nenahu soal ilmu kedokteran, saya langsung jawab aja ilmu “dosimetri“, semoga tidak salah, saya mendengar kata dosimetri sewaktu ada ahli bioinformatics (maaf lupa dari mana, seingat saya dari National Taiwan Osean University) sewaktu saya mengikuti konferensi internasional di Taiwan beberapa waktu lalu, pada slde ke-2 (karena slide pertama isinya perkenalan).
Beliau bercerita tentang ilmu bioinformatics yang merupakan sebuah cabang sains modern yang merupakan gabungan antar berbagai ilmu dasar, seperti: matematika, kimia, ilmu komputer, biologi, dan kedokteran (bioinformathics itu program studi di tingkat S2, kalau S1-nya kelima bidang di atas boleh masuk, untuk bidang lain saya tidak tahu). Lantas saya teringat, mungkin ini yang masuk soal Grand Final OSNPTI 2009, tentang kematian Michael Jackson, kalau ga salah yang dapet si Hendra.
Back to the topic, saya antusias mengikuti presentasi dari National Taiwan Ocean University tadi. Beliau bercerita banyak hal, salah satunya Dosimetri. Saya langsung berfikir bahwa dosimetri temannya geometri, atau mungkin itung-itungan dosis. Tapi jangan terburu-buru mengambil kesimpulan, tonton dulu saja sampai selesai. Dosimetri adalah suatu ilmu cabang dari radioterapi (maaf listening saya buruk), intinya dosimetri itu pakai high energy inonizing radiation, salah satunya sinar-X (berarti kerjaannya jadi tukang rontgen, lebih tepatnya analisis hasil rontgen, berarti pembahasannyatentang penyakit dalam).
Biasanya para ahli dosimetri itu bekerjasama sama dengan dokter spesialis onkologi radiasi membicarakan rencana pengobatan terhadap penyakit tumor (tidak hanya tumor, hanya yang sering dibahas memang tumor, kadang-kadang kanker juga). Setelah rapat antara dokter spesialis dan ahli dosimetri, ia akan menentukan dosis radiasi yang akan ditembakkan ke tubuh pasien.
Tugas dari ahli dosimetri adalah menentukan “dosis” radiasi yang tepat untuk terapi bagi para pasien. Ahli dosimetri harus cerdas menentukan dosis yang tepat untuk penembakan sinar radioaktif, salah-salah perhitungan dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh bagi si penderita tumor, salah-salah hitung akan sangat berbahaya (disitu aplikasi matematikanya).
Masuk ke inti permasalahan, “Di mana kalkulus berperan?”. Kalkulus berperan pada saat penentuan lokasi koordinat penembakan laser. Pada kalkulus integral di bahas volume benda putar dengan metode cakram, cincin dll (dengan ini kita dapat mengukur volume tumor, kalau pasca penembakan laser volume menurun, maka operasi berhasil). Aplikasi kalkulus yang kedua adalah mengkur fungsi pergerakan kulit tumor setiap waktu, tujuannya, agar setelah tumor hilang, laser tidak ditembakkan lagi (takut merusak organ). Sekedar catatan,  ada juga sember lain yang menganggap tumor adalah sistem fluida, jadi hukum-hukum fluida juga penting untuk ilmu dosimetri.
Si anak yang baru menyelesaikan Ujian Nasional mengatakan langsung mengatakan “Kenapa guru saya tidak menceritakan hal tersebut?” lalu saya jawab “Apakah anda bertanya?”

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com

Copyright © All About Calculus - | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net        Up ↑